Sabtu, 29 November 2014

Kuliah Organisasi Sistem Komputer

SISTEM BILANGAN dan PENGKODEAN
Dalam kesempatan kali ini saya ingin mereview kembali materi Organisasi Sistem Komputer dari KEL.2 tentang Sistem Bilangan dan Pengkodean.  Pada awalnya saya akan membahas tentang pengertian dari Sistem Bilangan itu sendiri, ya Sistem Bilangan adalah suatu cara untuk mewakili besaran dari suatu item fisik. Dibawah ini penjelasan mengenai materi ini :
Sistem Bilangan Komputer ada 4 jenis, yakni :
1.      Desimal
2.     Biner
3.     Oktal
4.      Hexadesimal.
SISTEM KODE TERBAGI 3 YAITU :
1) BCD (Binary Coded Decimal)
2) EBCDIC (Extended Binary Code Decimal for InformationIntercharge)
3) ASCII 7 (American Standard Code For Information Intercharge)
Komputer secara digital, melalui sinyal listrik yang diterimanya atau dikirimkannya. Pada prinsipnya, komputer hanya mengenal dua arus, yaitu on atau off, atau istilah dalam angkanya sering juga dikenal dengan 1 (satu) atau 0 (nol). Kombinasi dari arus on atau off inilah yang yang mampu membuat komputer melakukan banyak hal, baik dalam mengenalkan huruf, gambar, suara, bahkan film-film menarik yang anda tonton dalam format digital.
1. BILANGAN DESIMAL
Sistem bilangan desimal, Sistem bilangan ini disusun oleh sepuluh simbol angka yang mempunyai nilai yang berbeda satu sama lain dan karena itu dikatakan bahwa dasar/basis atau akar (base, radix) dari pada sistem bilangan ini adalah sepuluh. Kesepuluh angka dasar tersebut, sebagaimana telah kita ketahui, adalah:0,1,2,3,4,5,6,7,8,dan 9 bilangan radik:10
misalnya :
2510 = 2*101 + 5*100
= 20 + 5
=25
2. BILANGAN BINER
Bilangan yang dikenal dari 0,1.
Bilangan Radik : 2
Misalnya :
1010 = 1*2^3+0*2^2+1*2^1+0*2^0 = 10

3. BILANGAN OKTAL
Bilangan yang dikenal dari 0,1,2,3,4,5,6,7.
Bilangan Radik : 8
Misalnya :
258 = 2*81 +5*80
= 16+5
= 21
4. BILANGAN HEXSADESIMAL
Bilangan yang dikenal dari 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,A,B,C,D,E,F.
Bilangan Radik : 16
Misalnya :
2516 = 25H
= 2*161 +5*160
= 32+5
= 37
                                                               KONVERSI BILANGAN
1. Contoh Konversi Bilangan Biner ke Bilangan Oktal
Soal : 100100002
Konversikan Terlebih dahulu pada Bilangan Desimal. Cara Konversi Bilangan Biner ke Bilangan Desimal : = (angka Pertama x 2 atau (basis Bilangan Biner) + angka Selanjutnya pada bilangan
biner tersebut) = (angka Hasil selanjutnya x 2 atau ( basis Bilangan Biner ) + angka selanjutnya pada bilangan biner tersebut )
100100002  = 1 x 2 + 0 = 2
2 x 2 + 0 = 4
4 x 2 + 1 = 9
9 x 2 + 0 = 18
18 x 2 + 0 = 36
36 x 2 + 0 = 72
72 x 2 + 0 = 144
14410 , Kenapa 144 menjadi berbasis 10? Karena angka 144 ialah Hasil Konversi Bilangan Biner yang berbasis 2 menjadi Bilangan Desimal yang Berbasis 10 jadi 14410 adalah Bilangan Desimal.
Sekarang akan di Konversikan ke dalam benutk Bilangan Oktal yang berbasis 8.
14410 = 144/8 = 18 sisa 0
18/8 = 2 sisa 2
Kenapa dibagi 8 ? karena Bilangan Desimal ini akan dikonversikan kedalam bentuk Bilangan Oktal yang berbasis 8.
Hasil Bilangan Oktal,dilihat dari hasil akhir (bawah) ke awal (atas),jadi Hasilnya ialah 2208.

2. Contoh Konversi Bilangan Oktal ke Bilangan Biner
Soal : 2208
Konversikan Terlebih dahulu pada Bilangan Desimal. Cara Konversi Bilangan Oktal ke Bilangan Desimal : = (angka Pertama x 8 atau (basis Bilangan Oktal) + angka Selanjutnya pada bilangan Oktal tersebut) = (angka Hasil selanjutnya x 8 atau ( basis Bilangan Oktal ) + angka selanjutnya pada bilangan Oktal tersebut )
2208  =  2 x 8 + 2 = 18
18 x 8 + 0 = 144
14410 , Kenapa 144 menjadi berbasis 10? Karena angka 144 ialah Hasil Konversi Bilangan Oktal yang berbasis 8 menjadi Bilangan Desimal yang Berbasis 10 jadi 14410 adalah Bilangan Desimal.
14410  di-Konversikan kedalam Bilangan Biner.
144/2 = 72 sisa 0
72/2 = 36 sisa 0
36/2 = 18 sisa 0
18/2 = 9 sisa 0
9/2 = 4 sisa 1
4/2 = 2 sisa 0
2/2 = 1 sisa 0
1
Dibagi 2 Karena di-Konversikan ke dalam Bilangan Biner.Dalam menghitung Bilangan biner,dalam penulisan di-Tulis dari Bawah ke Atas jadi hasilnya ialah 100100002.
3. Contoh Konversi Bilangan Biner Ke Desimal
Soal : 100100002
Cara Konversi Bilangan Biner ke Bilangan Desimal : = (angka Pertama x 2 atau (basis Bilangan Biner) + angka Selanjutnya pada bilangan biner tersebut)  = (angka Hasil selanjutnya x 2 atau ( basis Bilangan Biner ) + angka selanjutnya pada bilangan biner tersebut )
100100002  = 1 x 2 + 0 = 2
2 x 2 + 0 = 4
4 x 2 + 1 = 9
9 x 2 + 0 = 18
18 x 2 + 0 = 36
36 x 2 + 0 = 72
72 x 2 + 0 = 144
14410 , Kenapa 144 menjadi berbasis 10? Karena angka 144 ialah Hasil Konversi Bilangan Biner yang berbasis 2 menjadi Bilangan Desimal yang Berbasis 10 jadi 14410 adalah Bilangan Desimal.


4. Contoh Konversi Bilangan Desimal Ke Biner.
Soal = 14410
14410  di-Konversikan kedalam Bilangan Biner.
144/2 = 72 sisa 0
72/2 = 36 sisa 0
36/2 = 18 sisa 0
18/2 = 9 sisa 0
9/2 = 4 sisa 1
4/2 = 2 sisa 0
2/2 = 1 sisa 0
1
Dibagi 2 Karena di-Konversikan ke dalam Bilangan Biner.Dalam menghitung Bilangan biner,dalam penulisan di-Tulis dari Bawah ke Atas jadi hasilnya ialah 100100002.
5. Contoh Konversi Bilangan Heksadesimal ke Bilangan Desimal.
Soal : 7C616
7C616 di-Konversikan kedalam bentuk Bilangan Desimal.
7C6  = 7 x 16(pangkat 2) + C x 16(pangkat 1) + 6 x 16(pangkat 0)
(7 x 256) +(12 x 16) + (6 x 1) = 1990
Hasilnya ialah 199010 ,Kenapa C diganti menjadi 12 ? Karena didalam pengertian Bilang Kesadesimal sudah dijelaskan bahwa (A=10,B=11,C=12,D=13,E=14,F=15). Contoh Konversi Bilangan Oktal ke Bilangan Heksa
Soal : 1668
1668 dikonversikan kedalam bentuk Bilangan Desimal
166 = 1 x 8 + 6 = 14
14 x 8 + 6 = 118
11810 akan dikonversikan kedalam Heksadesimal
118/16 = 112 sisa 6
112/16 = 7 sisa 0
jadi,jawabanya ialah 7616
DAFTAR ISTILAH
CODEà simbol-simbol yang terdiri atas angka,huruf, tanda baca, karakter.
CODED
à sistem pengkodean untuk transmisi digital.
CHARACTER
àKarakter merupakan lambang-lambang yang terdiri dari huruf, angka, serta  lambang-lambang lainnya, dibentuk dari susunan bit.
RADIKS
à Jumlah simbol. Perbedaan sistem bilangan dan kode adalah Sistem kode mengkodekan semua karakter dalam alat-alat input atau keyboard pada proses di ADC (Analog to Digital Converter). Sedangkan sistem bilangan hanya mengkodekan bilangan atau angka.


Sabtu, 10 Mei 2014

ADAT dan KEBUDAYAAN KOTA BALI


Kebudayaan Bali
Bali terkenal dengan kebudayaan dan seninya, salah satu yang paling terkenal adalah seni tarinya, kali ini saya akan membahas satu persatu tentang kebudayaan bali. Bali merupakan salah satu pulau yang memiliki beraneka ragam kesenian, yang salah satunya adalah “Gamelan”(musik tradisional di bali). Gamelan merupakan suatu alat musik yang sangat berperan dalam kehidupan di Bali seperti halnya sebagai pengiring/mengiringi : Upacara-upacara yang bersifat sakral, Pementasan tari-tarian, ataupun hanya sebagai hiburan.
1.      GAMELAN atau ALAT MUSIK BALI

1.Gong Kebyar

Asal Mula Terbentuknya Gamelan Gong Kebyar Gamelan adalah sebuah orkestra Bali yang terdiri dari bermacam-macam instrumen seperti : gong, kempur, reyong, terompong, ceng-ceng, kendang, suling, gangsa dan rebab yang mempunyai laras selendro dan pelog.
Dapat dipahami bahwa hidupnya seni karawitan Bali di tengah-tengah masyarakat telah luluh berefleksi dengan aktivitas kehidupan masyarakat sehari-hari dalam struktur masyarakat yang bervariasi baik dalam kegiatan keagamaan maupun adat/tradisi. Kenyataan ini nampak dengan jelas karena karawitan Bali muncul dalam nafasnya yang murni, memiliki identitas dan kekhasan yang masih didukung oleh sistem kehidupan masyarakat Bali.
Karawitan Bali menjadi suatu kebanggaan, mengingat banyaknya pengakuan dari berbagai negara di dunia yang menempatkan karawitan Bali dalam kategori yang baik. Pujian seperti ini tidak perlu diragukan lagi terbukti dengan adanya peminat-peminat seni dari berbagai negara datang ke Bali untuk mempelajari karawitan Bali, baik dari segi teori maupun praktek.
Di Bali sendiri terdapat kurang lebih 26 jenis gamelan yang masing-masing memiliki kelengkapan bebarungan dengan fungsi yang berbeda dan jumlahnya semakin bertambah, salah satu diantaranya yaitu Gong Kebyar. Gong Kebyar belakangan ini masih terus menjadi suatu karya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, perorangan maupun kelompok. Sebagai suatu bentuk kesenian yang usianya relatif muda, gong kebyar berkembang sangat pesat dan merupakan suatu jenis karawitan Bali yang paling populer bahkan sampai keluar dari daerah Bali. Di Bali sendiri hampir setiap desa memiliki gamelan gong kebyar, dan gong kebyar telah banyak mempengaruhi jenis-jenis kesenian Bali yang lain, tidak hanya dalam bentuk seni karawitan namun juga dalam bentuk seni tari yang dibawakan dalam bentuk sendratari.
Gong Kebyar adalah barungan gamelan Bali sebagai perkembangan terakhir dari Gong Gede, memakai laras pelog lima nada yang awal mulanya tidak mempergunakan instrumen terompong. Selanjutnya Gong Kebyar dapat diartikan suatu barungan gamelan gong yang didalam permainannya sangat mengutamakan kekompakan suara, dinamika, melodi dan tempo. Ketrampilan mengolah melodi dengan berbagai variasi permainan dinamika yang dinamis dan permainan tempo yang diatur sedemikian rupa serta didukung oleh teknik permainan yang cukup tinggi sehingga dapat membedakan style Gong Kebyar yang satu dengan yang lainnya.
Untuk mengungkapkan asal mula Gong Kebyar memang merupakan suatu tugas yang tidak begitu mudah. Sebelum munculnya Gong Kebyar di Bali, jenis-jenis gamelan yang telah ada hanyalah sebagian besar berupa gamelan gong gede, gong luwang, gong beri, gamelan pelegongan dan lain-lainnya. Keadaan ini berlangsung sampai terjadinya perang Puputan Badung tahun 1906. Bapak I Nyoman Rembang seorang tokoh Gong Kebyar asal Sesetan Denpasar mengatakan bahwa lagu-lagu kebyar pertama-tama diciptakan oleh I Gusti Nyoman Panji di Desa Bungkulan pada tahun 1914. Kemudian menyebar ke desa-desa lainnya di Bali utara dan lagu-lagu ini dicoba untuk ditarikan oleh Ngakan Kuta yang berdomisili di Desa Bungkulan.
Berdasarkan uraian diatas bahwa dapat disimpulkan pada tahun 1914 Gong Kebyar yang muncul penuh dengan pembaharuan namun tetap berpegang pada tradisi yang ada yaitu seperti gong gede. Beberapa pendapat seniman gong kebyar mengatakan bahwa Gong Kebyar merupakan perkembangan dari gong gede yang banyak dipengaruhi oleh pelegongan yakni dengan masuknya unsur “otek-otekan” dalam Gong Kebyar.  
2.      JENIS TARIAN yang TERKENAL di BALI :
Tari Pendet
Tari Pendet ini ditarikan sebagai tari selamat datang untuk menyambut kedatangan para tamu dan undangan dengan menaburkan bunga, dan ekspresi penarinya penuh dengan senyuman manis. Pada awalnya tarian ini digunakan pada acara ibadah di pura sebagai bentuk penyambutan terhadap dewa yang turun ke dunia.


Tari Panji Semirang
Tarian ini di mainkan oleh perempuan. Tari Panji Semirang adalah tarian yang menggambarkan seorang putri raja bernama Galuh Candrakirana, yang menyamar menjadi seorang laki-laki setelah kehilangan suaminya. Dalam pengembaraannya ia mengganti namanya menjadi Raden Panji.


Tari Condong
Tarian ini merupakan tarian yang cukup sulit untuk diragakan dan tarian ini memiliki durasi panjang. Tarian ini adalah darian klasik Bali yang memiliki gerakan yang sangat kompleks dan menggambarkan seorang abdi Raja


Tari Kecak
Tarian ini merupakan tarian yang sangat terkenal dari daerah Bali. Tarian ini dimainkan oleh puluhan laki-laki yang duduk bari melingkar. Tarian ini menggambarkan kisah Ramayana saat barisan kera membantu Rama melawan Rahwana. Lagu tari Kecak diambil dari ritual tarian sanghyang yaitu tradisi tarian yang penarinya akan berada pada kondisi tidak sadar, melakukan komunikasi dengan Tuhan atau roh para leluhur dan kemudian menyampaikan harapan-harapannya kepada masyarakat.


3.         ADAT ISTIADAT yang terdapat Di KOTA BALI
Masyarakat Bali terdiri dari masyarakat yang beraga Hindu namun semua itu tidak berpengaruh terhadap masyarakat lain yang tinggal di Bali namun tidak memeluk agama Hindu. Berikut beberapa upacara yang biasa di lakukan oleh masyarakat bali :
Pernikahan
Untuk acara pernikahan ada beberapa upacara adat yang harus dilewati diantaranya :


Upacara ngekeb : Acara ini bertujuan untuk mempersiapkan calon pengantin wanita dari kehidupan remaja menjadi seorang istri dan ibu rumah tangga memohon doa restu kepada Tuhan Yang Maha Esa agar bersedia menurunkan kebahagiaan kepada pasangan ini serta nantinya mereka diberikan anugerah berupa keturunan yang baik
Mungkah Lawang (Buka Pintu) : Adat ini adalah adat mengetuk pintu pengantin wanita sebanyak tiga kali, sebagai bentuk bahwa pengantin pria telah datang untuk menjemput pengantin wanita dan memohon agar segera dibukakan pintu
Madengen dengan : Upacara ini bertujuan untuk membersihkan diri atau mensucikan kedua pengantin dari energi negatif dalam diri keduanya. Upacara dipimpin oleh seorang pemangku adat atau Balian
Mewidhi Widana : Acara ini merupakan acara penyempurnaan pernikahan adat bali untuk meningkatkan pembersihan diri pengantin yang telah dilakukan pada acara sebelumnya. Lalu keduanya menuju merajan yaitu tempat pemujaan untuk berdoa mohon izin dan restu Yang Kuasa.
Mejauman Ngabe Tipat Bantal :Setelah beberapa hari menikah, baru upacara ini dilaksanakan. Acara ini dilakukan untuk memohon pamit kepada kedua orang tua serta sanak keluarga pengantin wanita, terutama kepada para leluhur, bahwa mulai saat itu pengantin wanita telah sah menjadi bagian dalam keluarga besar suaminya
Upacara Potong gigi
Upacara potong gigi ini wajib dilakukan oleh laki-laki dan wanita yang beranjak dewasa yang di tandai datangnya menstruasi untuk wanita dan membesarnya suara untuk laki-laki. Potong gigi bukan berarti gigi dipotong hingga habis, melainkan hanya merapikan atau mengikir enam gigi pada rahang atas, yaitu empat gigi seri dan dua taring kiri dan kanan yang dipercaya untuk menghilangkan enam sifat buruk yang melekat pada diri seseorang, yaitu kama (hawa nafsu), loba (tamak), krodha (amarah), mada (mabuk), moha (bingung), dan matsarya (iri hati atau dengki).



Upacara Kematian
Masyarakat Bali selalu mengadakan upacara kematian di saat ada seseorang atau kerabat yang meninggal dunia. Upacara kematian ini dikenal dengan nama upacara ngaben. Upacara ini yaitu upacara pembakaran bagi orang yang sudah meninggal. Pada intinya upacara ini untuk mengembalikan roh leluhur (orang yang sudah meninggal) ke tempat asalnya. Seorang Pedanda mengatakan manusia memiliki Bayu, Sabda, Idep, dan setelah meninggal Bayu, Sabda, Idep itu dikembalikan ke Brahma, Wisnu, Siwa selaku Dewa yang dipercaya oleh masyarakat atau umat hindu khususnya masyarakat hindu Bali


Kegiatan Ritual Keagamaan
Kehidupan masyarakat bali kental dengan kultur kereligiusannya, oleh karena itu pada hari-hari tertentu mereka secara khusuk melakukan aktifitas persembayangan. Pada waktu melakukan persembayangan tersebut sangat mengundang perhatian para wisatawan yang berkunjung, untuk menyaksikan upacara keagamaan mereka. Dalam pelaksanaan upacara itu selalu ditandai dengan berarak-arakan membawa sesaji untuk persembahan kepada Sang Widi. Sepanjang arak-arakan tersebut, masyarakat Bali tua, muda, laki-laki maupun perempuan ramai-ramai menjalankan ritual agama mereka di tempat-tempat persembayangan, orang Bali menyebutnya Pura (baca pure) yaitu suatu tempat dengan bangunan khas hindu Bali untuk perembayangan umat hindu, dalam pandangan umat islam menyebutnya masjid atau surau. Di tengah derasnya arus modernisasi dimana pengaruh budaya barat terus mengacam budaya lokal dalam jaringan cyber virtual digital tersebar luas di tengah masyarakat dalam intensitas tanpa batas itu, masyarakat umat hindu Bali tetap menyelenggarakan ritual budayanya tanpa terpengaruh oleh rayuan dan bujukan dari munculnya budaya modern dengan segudang kegalmoran hidup terbungkus dalam selimut Budaya Populer yang terus mengancamnya. Karena penanaman kekuatan ideologi kulturnya itu, masyarakat Bali hingga kini masih konsisten memegang kekentalan dengan ke lokalan budayanya, walaupun arus globalisasi yang membawa turis-turis dari berbagai macam negara dengan budayanya itu terus menghantui perjalanan kekuatan budaya masyarakat bali, namun budaya yang kaya ritual itu,  masih tetap terjaga keutuhannya serta mampu berdiri tegak dengan kokohnya.                          
Kekuatan masyarakat Bali dalam melakukan ritual persembayangan, sebagai salah satu kebutuhan rohkhaninya masih terjaga dengan baik, walaupun kerasnya arus globalisasi dengan membawa budaya barat itu terus menghantuinya


Referensi:
http://mdk16.wordpress.com/category/pulau-bali/gamelan-bali/