Kebudayaan
Bali
Bali
terkenal dengan kebudayaan dan seninya, salah satu yang paling terkenal adalah
seni tarinya, kali ini saya akan membahas satu persatu tentang kebudayaan bali.
Bali merupakan salah satu pulau yang memiliki beraneka ragam kesenian, yang
salah satunya adalah “Gamelan”(musik tradisional di bali). Gamelan merupakan
suatu alat musik yang sangat berperan dalam kehidupan di Bali seperti halnya
sebagai pengiring/mengiringi : Upacara-upacara yang bersifat sakral, Pementasan
tari-tarian, ataupun hanya sebagai hiburan.
1.Gong Kebyar
Asal Mula Terbentuknya Gamelan Gong Kebyar Gamelan adalah sebuah orkestra Bali yang terdiri dari bermacam-macam instrumen seperti : gong, kempur, reyong, terompong, ceng-ceng, kendang, suling, gangsa dan rebab yang mempunyai laras selendro dan pelog.
Dapat dipahami bahwa hidupnya seni karawitan Bali di tengah-tengah masyarakat telah luluh berefleksi dengan aktivitas kehidupan masyarakat sehari-hari dalam struktur masyarakat yang bervariasi baik dalam kegiatan keagamaan maupun adat/tradisi. Kenyataan ini nampak dengan jelas karena karawitan Bali muncul dalam nafasnya yang murni, memiliki identitas dan kekhasan yang masih didukung oleh sistem kehidupan masyarakat Bali.
Karawitan Bali menjadi suatu kebanggaan, mengingat
banyaknya pengakuan dari berbagai negara di dunia yang menempatkan karawitan
Bali dalam kategori yang baik. Pujian seperti ini tidak perlu diragukan lagi
terbukti dengan adanya peminat-peminat seni dari berbagai negara datang ke Bali
untuk mempelajari karawitan Bali, baik dari segi teori maupun praktek.
Di Bali sendiri terdapat kurang lebih 26 jenis gamelan
yang masing-masing memiliki kelengkapan bebarungan dengan fungsi yang berbeda
dan jumlahnya semakin bertambah, salah satu diantaranya yaitu Gong Kebyar. Gong
Kebyar belakangan ini masih terus menjadi suatu karya untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat, perorangan maupun kelompok. Sebagai suatu bentuk kesenian yang
usianya relatif muda, gong kebyar berkembang sangat pesat dan merupakan suatu
jenis karawitan Bali yang paling populer bahkan sampai keluar dari daerah Bali.
Di Bali sendiri hampir setiap desa memiliki gamelan gong kebyar, dan gong
kebyar telah banyak mempengaruhi jenis-jenis kesenian Bali yang lain, tidak
hanya dalam bentuk seni karawitan namun juga dalam bentuk seni tari yang
dibawakan dalam bentuk sendratari.
Gong Kebyar adalah barungan gamelan Bali sebagai
perkembangan terakhir dari Gong Gede, memakai laras pelog lima nada yang awal
mulanya tidak mempergunakan instrumen terompong. Selanjutnya Gong Kebyar dapat
diartikan suatu barungan gamelan gong yang didalam permainannya sangat
mengutamakan kekompakan suara, dinamika, melodi dan tempo. Ketrampilan mengolah
melodi dengan berbagai variasi permainan dinamika yang dinamis dan permainan
tempo yang diatur sedemikian rupa serta didukung oleh teknik permainan yang
cukup tinggi sehingga dapat membedakan style Gong Kebyar yang satu dengan yang
lainnya.
Untuk mengungkapkan asal mula Gong Kebyar memang
merupakan suatu tugas yang tidak begitu mudah. Sebelum munculnya Gong Kebyar di
Bali, jenis-jenis gamelan yang telah ada hanyalah sebagian besar berupa gamelan
gong gede, gong luwang, gong beri, gamelan pelegongan dan lain-lainnya. Keadaan
ini berlangsung sampai terjadinya perang Puputan Badung tahun 1906. Bapak I
Nyoman Rembang seorang tokoh Gong Kebyar asal Sesetan Denpasar mengatakan bahwa
lagu-lagu kebyar pertama-tama diciptakan oleh I Gusti Nyoman Panji di Desa
Bungkulan pada tahun 1914. Kemudian menyebar ke desa-desa lainnya di Bali utara
dan lagu-lagu ini dicoba untuk ditarikan oleh Ngakan Kuta yang berdomisili di
Desa Bungkulan.
Berdasarkan uraian diatas bahwa dapat disimpulkan pada
tahun 1914 Gong Kebyar yang muncul penuh dengan pembaharuan namun tetap
berpegang pada tradisi yang ada yaitu seperti gong gede. Beberapa pendapat
seniman gong kebyar mengatakan bahwa Gong Kebyar merupakan perkembangan dari
gong gede yang banyak dipengaruhi oleh pelegongan yakni dengan masuknya unsur
“otek-otekan” dalam Gong Kebyar.
2. JENIS TARIAN yang TERKENAL di BALI
:
Tari Pendet
Tari Pendet ini ditarikan sebagai tari selamat datang
untuk menyambut kedatangan para tamu dan undangan dengan menaburkan bunga, dan
ekspresi penarinya penuh dengan senyuman manis. Pada awalnya tarian ini
digunakan pada acara ibadah di pura sebagai bentuk penyambutan terhadap dewa
yang turun ke dunia.
Tari Panji
Semirang
Tarian ini di mainkan oleh perempuan. Tari Panji
Semirang adalah tarian yang menggambarkan seorang putri raja bernama Galuh
Candrakirana, yang menyamar menjadi seorang laki-laki setelah kehilangan
suaminya. Dalam pengembaraannya ia mengganti namanya menjadi Raden Panji.
Tari Condong
Tarian ini merupakan tarian yang cukup sulit untuk
diragakan dan tarian ini memiliki durasi panjang. Tarian ini adalah darian
klasik Bali yang memiliki gerakan yang sangat kompleks dan menggambarkan
seorang abdi Raja
Tari Kecak
Tarian ini merupakan tarian yang sangat terkenal dari
daerah Bali. Tarian ini dimainkan oleh puluhan laki-laki yang duduk bari
melingkar. Tarian ini menggambarkan kisah Ramayana saat barisan kera membantu
Rama melawan Rahwana. Lagu tari Kecak diambil dari ritual tarian sanghyang
yaitu tradisi tarian yang penarinya akan berada pada kondisi tidak sadar,
melakukan komunikasi dengan Tuhan atau roh para leluhur dan kemudian
menyampaikan harapan-harapannya kepada masyarakat.
3.
ADAT ISTIADAT yang terdapat Di KOTA BALI
Masyarakat
Bali terdiri dari masyarakat yang beraga Hindu namun semua itu tidak
berpengaruh terhadap masyarakat lain yang tinggal di Bali namun tidak memeluk
agama Hindu. Berikut beberapa upacara yang biasa di lakukan oleh masyarakat
bali :
Pernikahan
Upacara ngekeb : Acara ini bertujuan untuk
mempersiapkan calon pengantin wanita dari kehidupan remaja menjadi seorang
istri dan ibu rumah tangga memohon doa restu kepada Tuhan Yang Maha Esa agar
bersedia menurunkan kebahagiaan kepada pasangan ini serta nantinya mereka
diberikan anugerah berupa keturunan yang baik
Mungkah Lawang (Buka Pintu) : Adat ini adalah adat
mengetuk pintu pengantin wanita sebanyak tiga kali, sebagai bentuk bahwa
pengantin pria telah datang untuk menjemput pengantin wanita dan memohon agar
segera dibukakan pintu
Madengen dengan : Upacara ini bertujuan untuk
membersihkan diri atau mensucikan kedua pengantin dari energi negatif dalam
diri keduanya. Upacara dipimpin oleh seorang pemangku adat atau Balian
Mewidhi Widana : Acara ini merupakan acara
penyempurnaan pernikahan adat bali untuk meningkatkan pembersihan diri
pengantin yang telah dilakukan pada acara sebelumnya. Lalu keduanya menuju
merajan yaitu tempat pemujaan untuk berdoa mohon izin dan restu Yang Kuasa.
Mejauman Ngabe Tipat Bantal :Setelah beberapa hari menikah, baru
upacara ini dilaksanakan. Acara ini dilakukan untuk memohon pamit kepada
kedua orang tua serta sanak keluarga pengantin wanita, terutama kepada para
leluhur, bahwa mulai saat itu pengantin wanita telah sah menjadi bagian dalam
keluarga besar suaminya
Upacara Potong gigi
Upacara
potong gigi ini wajib dilakukan oleh laki-laki dan wanita yang beranjak dewasa
yang di tandai datangnya menstruasi untuk wanita dan membesarnya suara untuk
laki-laki. Potong gigi bukan berarti gigi dipotong hingga habis, melainkan
hanya merapikan atau mengikir enam gigi pada rahang atas, yaitu empat gigi seri
dan dua taring kiri dan kanan yang dipercaya untuk menghilangkan enam sifat
buruk yang melekat pada diri seseorang, yaitu kama (hawa nafsu), loba (tamak),
krodha (amarah), mada (mabuk), moha (bingung), dan matsarya (iri hati atau
dengki).
Upacara Kematian
Masyarakat
Bali selalu mengadakan upacara kematian di saat ada seseorang atau kerabat yang
meninggal dunia. Upacara kematian ini dikenal dengan nama upacara ngaben. Upacara
ini yaitu upacara pembakaran bagi orang yang sudah meninggal. Pada intinya
upacara ini untuk mengembalikan roh leluhur (orang yang sudah meninggal) ke
tempat asalnya. Seorang Pedanda mengatakan manusia memiliki Bayu, Sabda, Idep,
dan setelah meninggal Bayu, Sabda, Idep itu dikembalikan ke Brahma, Wisnu, Siwa
selaku Dewa yang dipercaya oleh masyarakat atau umat hindu khususnya masyarakat
hindu Bali
Kegiatan
Ritual Keagamaan
Kehidupan
masyarakat bali kental dengan kultur kereligiusannya, oleh karena itu pada
hari-hari tertentu mereka secara khusuk melakukan aktifitas persembayangan.
Pada waktu melakukan persembayangan tersebut sangat mengundang perhatian para
wisatawan yang berkunjung, untuk menyaksikan upacara keagamaan mereka. Dalam
pelaksanaan upacara itu selalu ditandai dengan berarak-arakan membawa sesaji
untuk persembahan kepada Sang Widi. Sepanjang arak-arakan tersebut, masyarakat
Bali tua, muda, laki-laki maupun perempuan ramai-ramai menjalankan ritual agama
mereka di tempat-tempat persembayangan, orang Bali menyebutnya Pura (baca pure)
yaitu suatu tempat dengan bangunan khas hindu Bali untuk perembayangan umat
hindu, dalam pandangan umat islam menyebutnya masjid atau surau. Di tengah
derasnya arus modernisasi dimana pengaruh budaya barat terus mengacam budaya
lokal dalam jaringan cyber virtual digital tersebar luas di tengah masyarakat
dalam intensitas tanpa batas itu, masyarakat umat hindu Bali tetap
menyelenggarakan ritual budayanya tanpa terpengaruh oleh rayuan dan bujukan
dari munculnya budaya modern dengan segudang kegalmoran hidup terbungkus dalam
selimut Budaya Populer yang terus mengancamnya. Karena penanaman kekuatan
ideologi kulturnya itu, masyarakat Bali hingga kini masih konsisten memegang
kekentalan dengan ke lokalan budayanya, walaupun arus globalisasi yang membawa
turis-turis dari berbagai macam negara dengan budayanya itu terus menghantui
perjalanan kekuatan budaya masyarakat bali, namun budaya yang kaya ritual
itu, masih tetap terjaga keutuhannya serta mampu berdiri tegak dengan
kokohnya.
Kekuatan
masyarakat Bali dalam melakukan ritual persembayangan, sebagai salah satu
kebutuhan rohkhaninya masih terjaga dengan baik, walaupun kerasnya arus
globalisasi dengan membawa budaya barat itu terus menghantuinya
Referensi:
http://mdk16.wordpress.com/category/pulau-bali/gamelan-bali/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar